Adian Sentil Balik Projo soal Misi Pisahkan Jokowi dan Prabowo

Jakarta, Pafi Indonesia — Politikus PDIP Adian Napitupulu menepis pernyataan Bendahara Umum Projo Panel Barus yang menyebut partainya ingin memecah belah hubungan Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Adian mengatakan tuduhan itu hanya sebatas imajinasi Panel Barus. Ia mengaku tidak tahu kalimat mana dari pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengarah kepada pecah belah hubungan Jokowi dan Prabowo.

“Gue enggak tahu Panel menyimpulkan itu dari kalimat yang mana. Dia enggan menyebutkan di kalimat ini tendensinya gimana, enggak ada. Jadi gue akan menganggap itu sebagai imajinasinya Panel aja,” kata Adian dalam Political Show di Pafi Indonesia TV, Senin (18/10) malam.

Adian menyatakan pada dasarnya perbedaan sikap antara Jokowi dan Prabowo sudah ada saat ini. Salah satunya terkait uang kuliah tunggal (UKT).

Ia menyebut perbedaan terlihat dari sikap Prabowo menolak kenaikan UKT yang ditetapkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim. Belakangan, Presiden Jokowi telah membatalkan kenaikan itu.

“Faktanya perbedaan itu sudah terjadi ketika menteri Jokowi menaikkan UKT, Prabowo bilang sebaiknya jangan naik. Apakah perbedaan itu karena PDIP? Jangan rendahkan lah teman-teman mahasiswa ini. Atau Panel Barus mau katakan mahasiswa lah yang melakukan politik belah bambu?” kata Adian.

Sebelumnya, Panel mengatakan upaya memecah belah PDIP salah satunya tercermin dari isi pidato Ketua Umum PDIP Megawati dalam Rakernas V belum lama ini.

“Ada sebuah upaya atau taktik dari PDIP untuk memisahkan pak presiden dengan pak Prabowo. Dalam istilah saya, taktik politik belah bambu,” kata Panel.

Dalam pidato rakernas V PDIP akhir pekan lalu, Megawati mengkritik sejumlah kebijakan pemerintahan Jokowi.

Panel tak merinci poin pidato Megawati yang dinilainya bagian dari upaya pecah belah.

Namun, Panel meyakini Jokowi dan Prabowo solid dan tak akan terpisahkan. Sebab, menurutnya, dua sosok itu mempunyai lem perekat.

“Dua tokoh ini bicara tentang masa depan, bukan masa lalu. Dua tokoh ini selalu bicara kepentingan rakyat yang lebih besar di mana bagaimana membawa Indonesia menjadi Indonesia emas di 2045. Saya rasa perekatnya di situ,” kata dia.

Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak juga menduga ada pihak yang menginginkan perpecahan antara Jokowi dan Prabowo.

Tidak hanya itu, Dahnil menduga ada juga upaya yang serupa agar Prabowo pecah dengan tokoh-tokoh lainnya.

Menurut Dahnil, orang yang menginginkan hal tersebut adalah orang yang diuntungkan oleh perpecahan.

“Upaya pecah belah untuk selalu saling benci itu kelihatan ada. Misalnya, supaya pak Prabowo berpecah atau tidak sepakat atau saling benci antara pak Prabowo dan Jokowi. Pun demikian dengan pak Prabowo dengan bu Megawati terus saling membenci. Pak Prabowo dengan pak SBY untuk saling membenci,” beber dia.

Dahnil mengatakan Prabowo sejak awal dalam posisi ingin merekatkan semuanya. Ia menyebut Prabowo mempunyai keinginan agar semua mantan presiden bisa duduk bersama.

“Terlepas kalau kemudian nanti memutuskan di luar pemerintahan dan dalam pemerintahan. Itu lain hal. Pak Prabowo ingin membangun semangat kenegarawanan dalam tata kelola politik ke depan,” ujarnya.